RESUME MEDIA PEMBELAJARAN
tentang
PERKEMBANGAN SOSIAL

Oleh :
NAMA :
YULIA SAFITRI
NIM/BP :
1300675/2013
JURUSAN :
PG. PAUD
DOSEN : DRA. HJ. IZZATI, M.PD
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
PERKEMBANGAN SOSIAL
1. Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga
proses. Ketiga proses ini akan diuraikan sebagai berikut:
o
Belajar berperilaku yang dapat
diterima secara sosial
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para
anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak
tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga
harus menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima.
o
Memainkan peran sosial yang dapat
diterima
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah
ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi.
Sebagai contoh ada peran yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak
serta bagi guru dan murid.
o
Perkembangan sikap sosial
Untuk bermasyarakat/ bergaul dengan baik anak-anak harus menyukai orang
dan aktivitas sosial. Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil
dalam penyelesaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok
sosial tempat mereka menggabungkan diri.
Relatif
hanya sedikit anak atau orang dewasa yang benar-benar berhasil dalam ketiga
proses ini. Meskipun demikian, umumnya orang berharap memperoleh pernerimaan
sosial sehingga sesuai dengan tuntutan kelompok. Sebagi contoh mereka
melakukannya dengan belajar berlagak (berpura-pura) untuk menutupi pikiran dan
perasaan yang mungkin tidak dapat diterima secara sosial. Mereka belajar untuk
tidak tampak bosan, mereka belajar untuk tidak membicarakan hal yang tabu
didepan orang yang tidak menyukainya, dan mereka belajar untuk tidak
menampakkan kegembiraan tatkala orang yang tidak disukai merasa sakit hati.
2.
Ciri-Ciri Perkembangan Sosial
Menurut
piaget (1998) menyebutkan bahwa ciri-ciri perkembangan social anak pada umur
4-6 tahun adalah:
a.
Usia 4 tahun
Perkembangan
social anak usia 4 tahun yang seharusnya adalah:
1. Sangat antusias
2. Lebih menyukai bekerja dengan 2 atau
3 teman yang dipilih
3. Suka memakai baju orangtua atau
oranglain
4. Dapat membereskan alat permainannya
5. Tidak menyukai bila dipegang
tangannya
6. Menarik perhatian karena dipuji
b. Usia 5
tahun
Perkembangan
social anak usia 5 tahun yang seharusnya adalah:
1. Sengan dirumah dekat dengan ibu
2. Ingin disuruh, penurt suka membantu
3. Senang pergi ke sekolah
4. Gembira bila berngkat dan pulang
sekolah
5. Kadang-kadang malu dan sukar untuk
bicara
6. Bermain dengan kelompok 2 atau 5
orang
7. Bekerjanya terpacu oleh kompetisi
dengan anak lain
c. Usia 6
tahun
Perkembangan
social anak usia 6 tahun yang seharusnya adalah:
1. Mulai lepas dari sang ibu
2. Menjadi pusatnya sendiriSangat
mementingkan diri sendiri, mau yang paling benar, mau menang, dan mau yang nomer
satu
3. Antusiasme yang implusif dan
kegembiraan yang meluap-luap menular keteman
4. Dapat menjadi factor pengganggu di
kelas
5. Adanya kecendrungan berlari lepas di
halaman sekolah
6. Menyukai pekerjaannya dan selalu
ingin membawa pulang.
3. Macam- macam perkembangan social





4. Tahap Tahap Perkembangan Sosial
Erik Erikson
(1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi
perkembangan sosial anak:
1.
Tahap
1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini
bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan
tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan
menimbulkan rasa curiga;
2. Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt
(mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang
atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah
merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi,
sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak
bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu;
3. Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif
vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada
masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak
dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari
orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan
rasa bersalah;
4. Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya
diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Anak
telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri
memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak
mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil,
sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial AUD
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan individu, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang
kondusif bagi sosialisasi. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan
kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika
berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
Kematangan
Pribadi
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses
sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku individu akan banyak memperhatikan
kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, individu
memberikan warna kehidupan sosial didalam masyarakat dan kehidupan mereka.
Kapasitas
Mental: Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal,
seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan
emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial. Individu yang
berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh
karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan
keberhasilan perkembangan sosial individu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar