Rabu, 14 Oktober 2015

perkembangan sosial aud



RESUME  MEDIA PEMBELAJARAN
tentang
PERKEMBANGAN SOSIAL


Oleh :

NAMA                 : YULIA SAFITRI
NIM/BP                : 1300675/2013
JURUSAN           : PG. PAUD
DOSEN               : DRA. HJ. IZZATI, M.PD


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

PERKEMBANGAN SOSIAL
1.      Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses. Ketiga proses ini akan diuraikan sebagai berikut:
o   Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima.
o   Memainkan peran sosial yang dapat diterima
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh ada peran yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru dan murid.
o   Perkembangan sikap sosial
  Untuk bermasyarakat/ bergaul dengan baik anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial. Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil dalam penyelesaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri.
Relatif hanya sedikit anak atau orang dewasa yang benar-benar berhasil dalam ketiga proses ini. Meskipun demikian, umumnya orang berharap memperoleh pernerimaan sosial sehingga sesuai dengan tuntutan kelompok. Sebagi contoh mereka melakukannya dengan belajar berlagak (berpura-pura) untuk menutupi pikiran dan perasaan yang mungkin tidak dapat diterima secara sosial. Mereka belajar untuk tidak tampak bosan, mereka belajar untuk tidak membicarakan hal yang tabu didepan orang yang tidak menyukainya, dan mereka belajar untuk tidak menampakkan kegembiraan tatkala orang yang tidak disukai merasa sakit hati.

2.      Ciri-Ciri Perkembangan Sosial
Menurut piaget (1998) menyebutkan bahwa ciri-ciri perkembangan social anak pada umur 4-6 tahun adalah:
a.       Usia 4 tahun
Perkembangan social anak usia 4 tahun yang seharusnya adalah:
1.      Sangat antusias
2.      Lebih menyukai bekerja dengan 2 atau 3 teman yang dipilih
3.      Suka memakai baju orangtua atau oranglain
4.      Dapat membereskan alat permainannya
5.      Tidak menyukai bila dipegang tangannya
6.      Menarik perhatian karena dipuji
b. Usia 5 tahun
Perkembangan social anak usia 5 tahun yang seharusnya adalah:
1.      Sengan dirumah dekat dengan ibu
2.      Ingin disuruh, penurt suka membantu
3.      Senang pergi ke sekolah
4.      Gembira bila berngkat dan pulang sekolah
5.      Kadang-kadang malu dan sukar untuk bicara
6.      Bermain dengan kelompok 2 atau 5 orang
7.      Bekerjanya terpacu oleh kompetisi dengan anak lain
c. Usia 6 tahun
Perkembangan social anak usia 6 tahun yang seharusnya adalah:
1.      Mulai lepas dari sang ibu
2.      Menjadi pusatnya sendiriSangat mementingkan diri sendiri, mau yang paling benar, mau menang, dan mau yang nomer satu
3.      Antusiasme yang implusif dan kegembiraan yang meluap-luap menular keteman
4.      Dapat menjadi factor pengganggu di kelas
5.      Adanya kecendrungan berlari lepas di halaman sekolah
6.      Menyukai pekerjaannya dan selalu ingin membawa pulang.

3.      Macam- macam perkembangan social
*      Pembangkangan (negativisme), yaitu bentuk tingkah laku melawan
*      Agresi (Agresion), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal)   maupun kata-kata (verbal).
*      Berselisih atau bertengkar (quarelling), terjadi apabila anak merasa tersinggung            atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain
*      Menggoda (teasing), yaitu sebagai bentuk lain dari agresif.
*      Persaingan (rivally)

4.      Tahap Tahap Perkembangan Sosial
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak:
1.      Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga;
2.      Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu;
3.      Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah;
4.      Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.



5.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial AUD
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan individu, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
Kematangan Pribadi
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku individu akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, individu memberikan warna kehidupan sosial didalam masyarakat dan kehidupan mereka.
Kapasitas Mental: Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial. Individu yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial individu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar