BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masa anak-anak atau pun usia pada saat sekolah mengalami perkembangan
kognitif yang terus berkembang, dari mulai masa bayi sampai anak remaja. Ada
dua teori yang menerangkan perkembangan kognitif yang dialami pada anak, dua
tokoh tersebut itu adalah Pieget dan Vygotsky. Perkembangan kognitif merupakan
perkembangan pikiran. Pikiran anak adalah bagian dari otaknya yang bertanggung
jawab terhadap bahasa, pembentukan mental, pemahaman, penyelesaian masalah,
pandangan, penilaian, pemahaman sebab akibat, serta ingatan.
Teori Piaget mengatakan bahwa perkembangan mendahului pembelajaran. Dengan
kata lain, struktur kognisi tertentu perlu berkembang sebelum jenis-jenis
pembelajaran tertentu dapat terjadi. Teori Vygotsky mengatakan bahwa
pembelajaran mendahului perkembangan. Pembelajaran melibatkan perolehan
tanda-tanda melalui pengajaran dan informasi dari orang lain. Tetapi disini
penulis hanya akan membahas tentang teori perkembangan piaget.
- Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diuraikan pembahasannya
sebagai rumusan masalah sebagai berikut :
- Apa pengertian dari kognitif?
- Bagaimana teori perkembangan
Piaget?
- Bagaimana tahap perkembangan
kognitif piaget?
- Bagaimana ciri-ciri
perkembangan kognitif anak usia 0-8 tahun
- Tujuan
Setelah dirumuskan masalah tersebut
maka pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
- Menjelaskan pengertian dari
kognitif.
- Menjelaskan tentang teori
perkembangan Piaget.
- Bagaimana tahap perkembangan
kognitif piaget?
- Bagaimana ciri-ciri
perkembangan kognitif anak usia 0-8 tahun
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
kognitif
Pengertian kognitif
menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a.
Terman, mendefenisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak
b.
Colvin mendefenisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
c.
Henman mendefenisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan
d.
Hunt mendefenisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra.
Dari
beberapa pengertian yang diutarakan para ahli diatas makadapatdiambil kesimpulan bahwa Kognitif adalah suatu proses berpikir,
yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
B.
Teori perkembangan kognitif piaget
Menurut Piaget, perkembangan
kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan
susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme
dengan dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan
lingkungan sosial, dan 4) ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan
keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
a.
Kematangan
Kematangan
sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat
secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk
perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi
secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan
tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
b.
Pengalaman
Interaksi
antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak
dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika
intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
c.
Interaksi Sosial
Lingkungan
sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau
menghambat perkembangan struktur kognitif
d.
Ekuilibrasi
Proses
pengaturan diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik
dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan
perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara
terpadu dan tersusun baik.
Dalam pandangan Piaget, anak-anak secara aktif
membangun dunia kognitif mereka dengan menggunakan skema untuk menjelaskan
hal-hal yang mereka alami. Skema adalah
struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap
lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual. Piaget
(1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas seseorang
menggunakan dan mengadaptasi skema mereka:
1.
Asimilasi adalah
proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini
bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman
atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada
sebelumnya.
2.
Akomodasi adalah
bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema
akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada.
Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.
C.
Tahap-tahap perkembangan kognitif piaget
Menurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa
atau pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi dengan
lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur
kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat
tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri
dari cara berfikir yang khas atau berbeda. Tahapan perkembangan kognitif
menurut Piaget adalah sebagai berikut:
- Tahap
Sensorimotorik
Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai
sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman
tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti
melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik. Dengan berfungsinya
alat-alat indera serta kemampuan-kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk
refleks ini, maka seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan
hubungan dengan dunianya. Piaget membagi tahap sensorimotorik ini kedalam 6
periode, yaitu:
a.
Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks
(Usia 0-1 bulan)
Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap (bayi
otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks mengarahkan
kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan terarah. Misalnya jika
pipi kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepala kearah kanan.
- Periode 2: Reaksi Sirkuler
Primer (Usia 1-4 bulan)
Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha
mengulanginya. Contoh: menghisap jempol. Pada contoh menghisap jempol, bayi
mulai mengkoordinasikan 1). Gerakan motorik dari tangannya dan 2). Penggunaan
fungsi penglihatan untuk melihat jempol.
- Periode 3 : Reaksi Sirkuler
sekunder (Usia 4-10 bulan)
Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-bagian
tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi
menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya.
- Periode 4 : Koordinasi
skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)
Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah
untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent (anak Piaget) ingin memeluk
kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya ditengah jala. Pada awalnya Laurent
mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha menerobos atau berputar
mengelilinginya tanpa menggeser tangan ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh
tangannya untuk menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu
sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan mengibaskan
kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah beberapa hari mencoba,
Laurent berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya dari
jalan sebelum memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent berhasil
mengkoordinasikan dua skema terpisah yaitu: Mengibaskan perintang dan Memeluk
kotak mainan.
- Periode 5 : Reaksi Sirkuler
Tersier (Usia 12-18 bulan)
Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu hasil
tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang
berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Contoh: Suatu hari Laurent
tertarik dengan meja yang baru dibeli Piaget. Dia memukulnya dengan telapak
tangannya beberapa kali. Kadang keras dan kadang lembut untuk mendengarkan
perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya.
- Periode 6 : Permulaan Berfikir
(Usia 18-24 bulan)
Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan fisik, pada
periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih internal
sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini anak mulai bisa
berfikir dalam mencapai lingkungan.
Pada periode ini anak sudah mulai dapat menentukan
cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi
juga dengan koordinasi internal dalam gambaran atau pemikirannya.
2.
Tahap Pemikiran Pra-Operasional
Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun.
Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar
atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara
simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan
“Operation (operasi)”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang
memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya dilakukan secara
fisik. Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “kemampuan anak
mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini tampak dalam
lima gejala berikut:
a.
Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau dilihat, yang
sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak sudah tidak
dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakan-tindakan indrawi
sekarang. Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain
pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.
- Permainan
Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru
kejadian yang pernah dialami. Contoh: anak perempuan yang bermain dengan
bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.
- Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran
mental. Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” pada diri
anak yang sedang menggambar. Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada
“usaha anak untuk memulai meniru sesuatu yang riel”. Contoh: anak mulai
menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis lainnya.
- Gambaran
Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang
lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih
mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau
transformasi yang ia amati.
Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.
- Bahasa
Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau
kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang
peristiwa kepada orang lain.
3.
Tahap Operasional Kongkret
Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan
perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis.
Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan
ini adalah:
a.
Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
- Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme
(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
- Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk
bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap gelas lebar
tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding gelas kecil yang tinggi.
- Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian
kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa
4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
- Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama
banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya
berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi gelas lain.
- Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat
orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, Lala menyimpan
boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan
boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam
tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka
itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan
ke dalam laci oleh Baim.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif
dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus
berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan
dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami
hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis,
tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar
lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,
penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan social.
Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis,
yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan.
Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika
penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir
kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan
sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada
tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan
mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll.
D.
Ciri-ciri kognitif anak usia 0-8 tahun
a.
Karakteristik
perkembangan kognitif anak usia 0-2
tahun
1. Mengetahui
secara visual objek objek yang di letakka 8-10 inci di depan matanya
2. Melihat
cahaya
3. Menghitung
3 buah benda
4. Mengikuti
isyarat tubuh orang dewasa
5. Menirukan
isyarat-isyarat yang baru
6. Mengenai
dan menamai atau menunjukkan pada gambar yang mewakili benda tertentu
7. Memahami
2 kata depan
8. Mangingat
tempat mainan di letakkan
9. Memperlihatkan
ketertarikan dan ingin tahu pada sekitarnya dengan dengan membongkar sesuatu
b.
Karakteristik
perkembangan kognitif anak usia 2-4 tahun
1. Dapat
menunjuk dan menyebut gambar sederhana
2. Tertarik
untuk dibacakan cerita
3. Dapat
menunjuk anggota tubuh
4. Dapat
mengelompokkan warna
5. Dapat
mengerti konsep besar/kecil,sedikit/banyak
6. Dapat
mengenal fungsi benda dengan benar#Dapat mengelompokkan benda berdasarkan
bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana
7. Ikut
dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong
8. Dapat
menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
9. Dapat
mencocokkan hingga sebelas warna
c.
Karakteristik
perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun
1. Dapat
mengenal fungsi benda dengan benar
2. Dapat
mengelompokkan benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara
sederhana
3. Ikut
dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong
4. Dapat
menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
5. Dapat
mencocokkan hingga sebelas warna
6. Berusaha
membaca dengan memperhatikan gambar
7. Dapat
membaca beberapa kata-kata yang dilihatnya
8. Dapat
membaca cerita sederhan dengan bersuara
9. Dapat
membedakan fantasi dan realita
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam pandangan Piaget,
belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan
sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Piaget berpendapat bahwa
belajar merupakan proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif
yang telah dipunyai seseorang. Bagi Piaget, proses belajar berlangsung dalam
tiga tahapan yakni: asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Berbeda dari Piaget,
Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognisi sangat terkait dengan masakan
dari orang-orang lain. Namun, sama seperti Piaget, Vygotsky percaya bahwa
perolehan sistem-sistem tanda terjadi dalam urutan langkah-langkah tetap yang
sama untuk semua anak. Teori Piaget mengatakan bahwa perkembangan mendahului
pembelajaran. Dengan kata lain, struktur kognisi, tertentu perlu berkembang
sebelum jenis-jenis pembelajaran tertentu dapat terjadi.
B.
Saran
Sebagai calon pendidik, bahkan bagi orang
tua sebaiknya memahami dan mengetahui perkembangan kognitif pada anak dan bisa
mengembangkannya agar dapat memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai
dengan hakikat dan tahap perkembangannya.