Sabtu, 31 Oktober 2015

panduan mengajar komputer untuk anak usia dini

Panduan Mengajar Komputer Untuk Anak Usia TK (Taman Kanak-Kanak)| Bagi guru taman kanak-kanak (TK) yang di lembaganya mengadakan kelas komputer panduan berikut bisa jadi bahan referensi bagaimana mengajar komputer kepada anak dibawah usia sekolah dasar. Untuk mengajar komputer memang tidak perlu ada panduan khusus, tetapi mempertimbangkan usia dan kompetensi yang harus diterima oleh siswa dengan tingkatan usia tertentu panduan sebaiknya dibuat oleh bagian akademik sekolah, ini sebagai landasan atau SOP. 

Persiapan
Untuk sarana belajar sekolah sebaiknya menyiapkan perangkat komputer yang safety. Standar keamanan sebuah perangkat belajar komputer bisa di search di mesin pencari, atau lain waktu saya akan mempostingnya disini.

  • Usahakan satu komputer satu siswa, 1:1. Atau jika tidak memungkinkan maksimal 1 komputer 2 siswa.
  • Ukuran tempat belajar / lab komputer, usahakan sesuai standar ruangan belajar. Baik sirkulasi udara, maupun bentuknya. Untuk tempat praktik komputer siswa taman kanak-kanak tidak ada ukuran standar baku sebenarnya, tetapi yang lebih penting perhatikan jumlah perangkat, jumlah siswa, keleluasaan siswa ketika belajar, dan tidak menghalangi mobilitas instruktur ketika praktik. Dan yang lebih penting keamanan siswa yang harus lebih diperhatikan.
  • Software yang harus terinstal dalam komputer yang akan digunakan untuk praktik, usahakan perbanyak aplikasi untuk pengolah gambar sederhana. Minimal Paint terbaru. Software-software untuk siswa belajar mewarnai. Games edukasi yang sesuai dengan usia anak.
  • Infokus lengkap dengan white screen serta perangkat audio. Hal ini untuk sesekali siswa melihat tayangan film-film pendek atau film kartun edukasi. Dan bisa juga untuk panduan ice breaking, atau pemanasan sebelum memulai pelajaran mengadakan senam otak dan senam lainya.
  • Usahakan model tempat duduk lesehan, tidak duduk dibangku. Ini untuk mengantisifasi aktivitas anak diusia tersebut yang cenderung bebas.
  • Guru menyiapkan segala kebutuhan praktik. Misalnya file gambar yang akan diwarnai, usahakan sebisa mungkin model penyimpanan file memudahkan siswa. Kalo bisa taro di dekstop saja.
Materi pembelajaran
Untuk siswa usia TK, perbanyak praktik yang bisa mengasah kemampuan psikomotorik anak. Pengenalan warna, objek vektor, dan model mewarnai lainnya. Siswa juga harus diberi wawasan mengenai fungsi komputer secara sederhana.

Kebanyakan guru memaksakan keinginannya kepada siswanya, mengajar sesuatu yang menurutnya bisa anak lakukan dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Padahal anak usia TK tidak perlu demikian, anak TK tidak perlu langsung bisa mengetik di microsoft word sebab mereka tidak akan seang dengan pelajaran seperti itu. Berikan materi sederhana, seperti bagaimana cara memegang mouse yang nyaman ( ingat, yang nyaman bukan yang benar), bagaimana cara mengetik sesuai kemampuan jangkau jari mereka (jangan ajarkan mengetik 12 jari), bagaimana posisi yang nyaman ketika menghadapi monitor.

Berikan pula pengetahuan pengaruh komputer terhadap kesehatan, terutama apabila duduk yang salah, posisi tangan yang salah ketika mengetik dan seterusnya.

Jadi secara skema ada tiga materi yang harus diberikan yaitu:
  • Praktik menggunakan aplikasi
  • Pengenalan penggunaan perangkat keras (mouse, keyboard, dan seterusnya)
  • Pemahaman tentang pengruh komputer terhadap kesehatan
  • Games dan pelajaran komputer yang menyenangkan lainnya.
Skema pembelajaran

Ketika praktik, disesuaikan dengan jumlah siswa dan jumlah komputer. Kalau jumlah siswa ternyata sesuai dengan jumlah komputer bisa langsung masuk bersamaan satu kelas, kalau tidak, maka dibuatlah kelompok kecil agar proses pembeajaran berjalan epektif.

Minimal ada dua instruktur, lebih daru dua itu sangat baik. Satu instruktur yang memberikan materi didepan siswa. Satu instruktur lagi yang membantu siswa dalam mempraktikan apa yang dicontohkan instruktur satu.  Kalau masih ada satu instruktur lagi, fungsikan sebagai pengawas terhadap kenyamanan dan keamanan siswa.

Nah demikian posting singkat mengenai panduan mengajar komputer untuk anak usia TK. Panduan ini tidak baku, dan ini berdasar apa yang penulis alami selama menjadi guru TIK. Mungkin masih banyak lagi panduan yang lebih lengkap dari rekan guru lainnya, silahkan cari referensi sebanyak-banyaknya untuk kebaikan siswa kita.

Kamis, 22 Oktober 2015

perkembangan kognitif anak usia dini



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada masa anak-anak atau pun usia pada saat sekolah mengalami perkembangan kognitif yang terus berkembang, dari mulai masa bayi sampai anak remaja. Ada dua teori yang menerangkan perkembangan kognitif yang dialami pada anak, dua tokoh tersebut itu adalah Pieget dan Vygotsky. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan pikiran. Pikiran anak adalah bagian dari otaknya yang bertanggung jawab terhadap bahasa, pembentukan mental, pemahaman, penyelesaian masalah, pandangan, penilaian, pemahaman sebab akibat, serta ingatan.
Teori Piaget mengatakan bahwa perkembangan mendahului pembelajaran. Dengan kata lain, struktur kognisi tertentu perlu berkembang sebelum jenis-jenis pembelajaran tertentu dapat terjadi. Teori Vygotsky mengatakan bahwa pembelajaran mendahului perkembangan. Pembelajaran melibatkan perolehan tanda-tanda melalui pengajaran dan informasi dari orang lain. Tetapi disini penulis hanya akan membahas tentang teori perkembangan piaget.
  1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diuraikan pembahasannya sebagai rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apa pengertian dari kognitif?
  2. Bagaimana teori perkembangan Piaget?
  3. Bagaimana tahap perkembangan kognitif piaget?
  4. Bagaimana ciri-ciri perkembangan kognitif anak usia 0-8 tahun

  1. Tujuan
        Setelah dirumuskan masalah tersebut maka pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
  1. Menjelaskan pengertian dari kognitif.
  2. Menjelaskan tentang teori perkembangan Piaget.
  3. Bagaimana tahap perkembangan kognitif piaget?
  4. Bagaimana ciri-ciri perkembangan kognitif anak usia 0-8 tahun

BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian kognitif
Pengertian kognitif menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a.       Terman, mendefenisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak
b.      Colvin mendefenisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
c.       Henman mendefenisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan
d.      Hunt mendefenisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk memproses informasi  yang disediakan oleh indra.

Dari beberapa pengertian yang diutarakan para ahli diatas makadapatdiambil kesimpulan bahwa Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

B.            Teori perkembangan kognitif piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, dan 4) ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
a.      Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.

b.      Pengalaman
Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
c.       Interaksi Sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif
d.      Ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.

Dalam pandangan Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka dengan menggunakan skema untuk menjelaskan hal-hal yang mereka alami. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual. Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas seseorang menggunakan dan mengadaptasi skema mereka:
1.      Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya.
2.      Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.

C.           Tahap-tahap perkembangan kognitif piaget
Menurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa atau pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi dengan lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir yang khas atau berbeda. Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget adalah sebagai berikut:
  1. Tahap Sensorimotorik
    Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik. Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan-kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya. Piaget membagi tahap sensorimotorik ini kedalam 6 periode, yaitu:
a.         Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan)
Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap (bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan terarah. Misalnya jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepala kearah kanan.
  1. Periode 2: Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)
Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha mengulanginya. Contoh: menghisap jempol. Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan 1). Gerakan motorik dari tangannya dan 2). Penggunaan fungsi penglihatan untuk melihat jempol.
  1. Periode 3 : Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan)
Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-bagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya.
  1. Periode 4 : Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)
Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent (anak Piaget) ingin memeluk kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya ditengah jala. Pada awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser tangan ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh tangannya untuk menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah beberapa hari mencoba, Laurent berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya dari jalan sebelum memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent berhasil mengkoordinasikan dua skema terpisah yaitu: Mengibaskan perintang dan Memeluk kotak mainan.
  1. Periode 5 : Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)
Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu hasil tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja yang baru dibeli Piaget. Dia memukulnya dengan telapak tangannya beberapa kali. Kadang keras dan kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya.
  1. Periode 6 : Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)
Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan fisik, pada periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini anak mulai bisa berfikir dalam mencapai lingkungan.
    Pada periode ini anak sudah mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambaran atau pemikirannya.
2.                  Tahap Pemikiran Pra-Operasional
    Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan “Operation (operasi)”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “kemampuan anak mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini tampak dalam lima gejala berikut:


a.     Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakan-tindakan indrawi sekarang. Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.
  1. Permainan Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru kejadian yang pernah dialami. Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.
  1. Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental. Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar. Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak untuk memulai meniru sesuatu yang riel”. Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis lainnya.
  1. Gambaran Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau transformasi yang ia amati.
Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.
  1. Bahasa Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang peristiwa kepada orang lain.
3.                  Tahap Operasional Kongkret
Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:

a.         Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
  1. Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
  1. Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding gelas kecil yang tinggi.
  1. Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
  1. Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi gelas lain.
  1. Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Baim.

4. Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan social.
Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll.
D.                Ciri-ciri kognitif anak usia 0-8 tahun

a.      Karakteristik perkembangan kognitif  anak usia 0-2 tahun
1.       Mengetahui secara visual objek objek yang di letakka 8-10 inci di depan matanya
2.       Melihat cahaya
3.       Menghitung 3  buah benda
4.       Mengikuti isyarat tubuh orang dewasa
5.       Menirukan isyarat-isyarat yang baru
6.       Mengenai dan menamai atau menunjukkan pada gambar yang mewakili benda tertentu
7.       Memahami 2 kata depan
8.       Mangingat tempat mainan di letakkan
9.       Memperlihatkan ketertarikan dan ingin tahu pada sekitarnya dengan dengan membongkar sesuatu



b.      Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 2-4 tahun
1.      Dapat menunjuk dan menyebut gambar sederhana
2.      Tertarik untuk dibacakan cerita
3.      Dapat menunjuk anggota tubuh
4.      Dapat mengelompokkan warna
5.      Dapat mengerti konsep besar/kecil,sedikit/banyak
6.      Dapat mengenal fungsi benda dengan benar#Dapat mengelompokkan benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana
7.      Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong
8.      Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
9.      Dapat mencocokkan hingga sebelas warna

c.       Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun
1.      Dapat mengenal fungsi benda dengan benar
2.      Dapat mengelompokkan benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana
3.      Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong
4.      Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
5.      Dapat mencocokkan hingga sebelas warna
6.      Berusaha membaca dengan memperhatikan gambar
7.      Dapat membaca beberapa kata-kata yang dilihatnya
8.      Dapat membaca cerita sederhan dengan bersuara
9.      Dapat membedakan fantasi dan realita











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Piaget berpendapat bahwa belajar merupakan proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dipunyai seseorang. Bagi Piaget, proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yakni: asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Berbeda dari Piaget, Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognisi sangat terkait dengan masakan dari orang-orang lain. Namun, sama seperti Piaget, Vygotsky percaya bahwa perolehan sistem-sistem tanda terjadi dalam urutan langkah-langkah tetap yang sama untuk semua anak. Teori Piaget mengatakan bahwa perkembangan mendahului pembelajaran. Dengan kata lain, struktur kognisi, tertentu perlu berkembang sebelum jenis-jenis pembelajaran tertentu dapat terjadi.
                                          
B.       Saran
Sebagai calon pendidik, bahkan bagi orang tua sebaiknya memahami dan mengetahui perkembangan kognitif pada anak dan bisa mengembangkannya agar dapat memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai dengan hakikat dan tahap perkembangannya.